Slametan dalam Filosofi Jawa



Dalam Segi Kefilsafatan, Nilai-nilai Aspek epistimologi, Ontologi, dan Aksiologi
Dalam unsur setiap pengkajian terdapat nilai-nilai yang di ambil. Di lihat dari sudut pandang kefilsafatan selamatan memiliki nilai-nilai epistimologi, yaitu keselamatan adalah salah satu hasil kebudayaan yang terlahir ketika jaman hindu dan bertahan sampai saat ini. Selamatan merupakan sebuah tradisi ritual yang di lakukan oleh masyarakat Jawa.Ajaran ini sudah ada sebelum masuknya agama Hindu dan Budha ke Nusantara.Tentu saja dalam perjalannya selametan ini mendapat pengaruh ajaran Hindu dan Budha.Akan tetapi, yang di ganti itu hanyalah mantranya / doanya.Prinsip dari selametan itu sendiri masih tetap. Dan setelah Islam masuk, berbagai tata cara dan mantranya di ubah di sesuaikan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
 Hasil gambar untuk filosofi selamatan dalam jawa
 Dalam sudut pandang ontopologi, hakikat dari keselamatan yaitu sebagai wujud syukur, untuk mendapatkan berkah, selamat dan terhindar dari cobaan yang berat, mendoakan orang yang meninggal, sebagai rasa syukur, kehidupan masyarakat aman dan tenteram, terjaga dari mala petaka dan juga berfungsi sebagai (tolak balak). Secara Ontologi selamatan mengandung unsur-unsur realisme, naturalisme, dan empirisme.Unsur realisme dalam selamatan yaitu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan untuk menjalin sikap kekeluargaan terhadap masyarakat.Misalnya setiap hari kamis malam jumat, masyarakat melakukan pengkajian “Yasinan”.Unsur naturalisme dalam selamatan yaitu menggunakan alam sebagai wujud syukur.Misalnya sesajen di laut yang di lakukan masyarakat berbondong-bondong.Unsur empirisme dalam selamatan yaiturasa bersyukurnya masyarakat kepada Tuhan.
Dalam sudut pandang aksiologi, yaitu nilai kekeluargaandan nilai kebudayaan hindu dan islam. Dalam nilai kekeluargaan dalam selamatan yaitu untuk menyambung hubungan kekeluargaan agar menyebabkan rasa kekerabatan antar masyarakat menjadi erat. Sedangkan   kebudayaan hindu dalam keselamatan lebih cenderung ke mantera-mantera dan pujian terhadap dewa-dewa saat melakukan ritual, sedangkan kebudayaan islam saat melakukan selametan lebih cenderung pada doa-doa yang sesuai dengan ajaran agama islam, misalnya dzikir, membaca bismillah dan yasinan. Selain itu, saat masa hindu selametan merupakan yang bernilai ritual, yang di adakan pada petang hari di antara kaum lelaki mereka menikmati hidangan yang di sajikan di atas lembaran daun pisang berupa nasi kuning, dan bertujuan untuk menjinakkan roh yang di anggap hadir. Bila roh itu sudah jinak maka seorang yang ikut selametan sudah di anggep “selamet”. Di islam selamatan merupakan makan bersama yang mengundang masyarakat sekitar umumnya laki-laki, dengan doa. Hidangannya berupa nasi tumpeng dan bertujuan untuk kerukunan dan ketenteraman serta dengan berharap mendapatkan berka dari Allah serta bersyukur atas nikmat yang di berikan kepada Allah.

3.2     Nilai Yang Terkandung Dalam selamatan bagi masyarakat
1.      Adanya rasa kebersamaan, senasib dan sepenanggungan dalam berusaha  untuk  mencapai  kebahagian hidup dan kemakmuran bersama.
2.      Dengan perantaraan upacara ini terjadinya Khablum minallah yaitu tempat manusia meminta dan khablum minannas yaitu  hubungan  manusia  dengan  manusia  yang bermakna timbulnya interaksi sosial yang tinggi.
3.      Adanya  keseragaman. Misalnya nilai-nilai moral dalam hubungan manusia dengan alam Pemanfaatan alam Pelestarian alam,  dalam  mengolah sawah akan memberikan kemudahan bagi para petani itu sendiri terutama terhadap pembagian air dari saluran-saluran air yang ada. Begitu pula dapat mencegah padi baik dari serangan hama.
4.      Nilai-Nilai Moral dalam hubungan manusia dengan masyarakat
·         Musyawarah
·         Saling menghormati
·         Saling memaafkan
·         Ramah tamah terhadap sesama
·         Gotong royong
·         Cinta dan kasih saying
5.  Nilai-Nilai Moral dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri
·         Berusaha keras
·         Tanggung jawab
·         Kepatuhan kepada adat

 Hasil gambar untuk filosofi selamatan dalam jawa
3.3     Kebudayaan Selamatan Sampai Sekarang Masih Dilakukan
Era jaman sekarang ini tradsisi selamatan masih dilakukan di kalangan masyarakat.Tradisi ini di percaya untuk mendapatkan berkah, selamat dan terhindar dari cobaan yang berat, mendoakan orang yang meninggal, sebagai rasa syukur, kehidupan masyarakat aman dan tenteram, terjaga dari mala petaka dan juga berfungsi sebagai (tolak balak).
Sebagai contoh :
  1. Selamatan dalam rangka lingkaran hidup seseorang. Jenis selamatan ini meliputi : hamil tujuh bulan, kelahiran, potong rambut pertama, sunat, kematian, kematian.
  2. Selamatan yang bertalian dengan bersih desa. Jenis selamatan ini meliputi : upacara sebelum penggarapan tanah pertanian, dan setelah panen padi.
  3. Selamatan yang berhubungan dengan hari-hari serta bulan-bulan besar Islam.
  4. Selamatan yang berkaitan dengan peristiwa khusus. Jenis selamatan ini meliputi : perjalanan jauh, menempati rumah baru, menolak bahaya (ngruwat), janji kalau sembuh dari sakit (kaul), dan lain-lain  Thanks for http://siti-fatimah-fst13.web.unair.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Web Hosting