PENDIDIKAN itu........

Sering kita dengar semboyan “Ing Ngarso sung tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”

Tau artinya???

Sebenarnya makna yang terkandung di dalam semboyan tersebut sangatlah luas. Pendidikan merupakan kunci utama terjadinya pembaharuan dalam setiap hal. Misal dengan pendidikan kita mampu menciptakan mobil dan sebagainya. Itu telah terjadi di negara lain seperti Singapura, Vietnam dan Jepang.

Namun kenapa di Indonesia pendidikan tidak bisa berkembang??

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai potensi baik SDA(sumber daya alam) dan SDM (sumber daya manusia). SDA di Indonesia misalnya pulau kalimantan yang kaya akan minyak bumi, Papua yang kaya akan emas. Namun, indonesia tidak bisa mengolah sendiri kekayaan alamnya. Hal ini disebabkan karena SDM orang indonesia masih perlu untuk ditingkatkan. Tidak dapat dipungkiri setiap tahun, Indonesia selalu mengirim kontingen untuk olimpiade ilmu pengetahuan. Hasilnya selalu membuat bangga karena membawa medali dari olimpiade tersebut. Tapi keadaan berbalik 180 o ketika warga Indonesia telah menjadi dewasa. Apa yang dihasilkan ??? masak adanya hanya berita korupsi yang merajalela ??

Dulu, banyak pendidik di Indonesia yang di ekspor ke negara lain untuk meningkatkan kualitas Negara tersebut. Namun sekarang terbalik, banyak pendidik indonesia yang bangga berguru di luar negeri. Padahal pada awalnya pendidikan yang diterapkan di luar negeri banyak yang mencontoh sistem pendidikan di negeri tercinta ini.

Apa yang salah dengan pendidikan kita ??

Kita sering melihat banyak tawuran antar pelajar sekarang. Banyak terjadi pelanggaran asusila di kalangan pelajar, guru berangkat sekolah ketika kepala sekolahnya datang saja dan masih banyak kejadian yang lain-lain. Kita tidak dapat menyalahkan pihak-pihak yang berkaitan. Sebab hal itu sebagai mata rantai setan pendidikan di Indonesia. Sangat disayangkan, dulu pendidikan di Indonesia merupakan contoh, sekarang pendidikan di Indonesia sangat carut marut. Banyak factor yang mendasari dari hal-hal tersebut.

Untuk masalah IQ dan EQ.

Orang sering menganggap enteng masalah tersebut. Hal ini sebenarnya wajar dikatakan ketika pendidikan kita lebih terfokus pada materi. Dalam psikologi pendidikan, sebenarnya anak mempunyai jenjang pendidikan yang bertahap. Misalnya ketika SD kelas satu dan dua pendidikan lebih diarahkan kepada pendidikan dengan sopan santun kepada guru disamping itu guru juga memberi contoh yang baik pada muridnya. Anak berumur 7-8 tahun akan lebih menyerap ilmu yang didapat ketika kita juga melakukan kegiatan belajar dengan permainan. Hal itu membuat pelajaran yang lebih menyenangkan. Yang pernah saya lakukan adalah mengajar peserta didik SMA dengan permainan. Hasilnya? Ternyata lebih mudah masuk materinya sebab mereka menjadi suka pada pelajaran tersebut. Ketika anak bisa mengatur emosinya, apa yang akan dilakukan disesuaikan dengan kekuatan yang ada pada dirinya serta tidak dipaksakan. Emosi menjadi penting sebab peserta didik masih labil jiwanya dan harus dibimbing. Ketika pembimbingan gagal, peserta didik bisa saja terjerumus dalam hal-hal baru negatif misalnya narkoba (mudah-mudahan tidak banyak dan bisa ditekan hingga seminimal mungkin). Perlu diakui, pembimbingan terhadap anak dalam masalah emosi sangat lah riskan dan perlu adanya pelatihan yang tidak instan. Ketika kita lihat budaya instan seperti mie instan membuat kita lebih senang budaya instan. punya SERTIFIKAT PENDIDIK tapi TIDAK BISA MENDIDIK sebab hanya sebagai PELARIAN dari KEGAGAGALAN dengan apa yang DULU DIHARAPKAN.

Mungkin permasalahan yang ada akan terus berlanjut dan akan menumpuk bukan sebagai pendidikan tetapi hanya sebagai formalitas pendidikan.


to be continued...

Web Hosting