Ruwatan (pensucian diri )adalah
satu upacara tradisional supaya orang terbebas dari segala macam
kesialan hidup, nasib jelek dan supaya selanjutnya bisa hidup selamat
sejahtera dan bahagia Ruwatan yang paling terkenal adalah Ruwatan
Murwakala. Dalam ruwatan ini dipergelarkan wayang kulit dengan cerita
Murwakala, dimana orang-orang yang termasuk kategori sukerto
diruwat/disucikan supaya terbebas dari ancaman Betara Kala, raksasa
besar yang kejam dan menakutkan, yang suka memangsa para sukerto
2. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
Tedak siten adalah suatu upacara dalam
tradisi budaya Jawa yang dilakukan ketika anak pertama belajar jalan
dan dilaksanakan pada usia sekitar tujuh atau delapan bulan upacara
Turun Tanah adalah salah satu upacara adat budaya Jawa untuk anak yang
berusia 8 bulan (pitung lapan), di daerah lain di Indonesia juga dikenal
upacara adat turun tanah ini dengan istilah yang berbeda. Upacara ini
mewujudkan rasa syukur karena pada usia ini si anak akan mulai mengenal
alam disekitarnya dan mulai belajar berjalan.
3. Upacara Tedak Siten
Tedak siten adalah suatu upacara dalam
tradisi budaya Jawa yang dilakukan ketika anak pertama belajar jalan
dan dilaksanakan pada usia sekitar tujuh atau delapan bulan upacara
Turun Tanah adalah salah satu upacara adat budaya Jawa untuk anak yang
berusia 8 bulan (pitung lapan), di daerah lain di Indonesia juga dikenal
upacara adat turun tanah ini dengan istilah yang berbeda. Upacara ini
mewujudkan rasa syukur karena pada usia ini si anak akan mulai mengenal
alam disekitarnya dan mulai belajar berjalan.
4. Upacara Tingkepan Atau Mitoni
Upacara tingkepan disebut juga mitoni
berasal dari kata pitu yang artinya tujuh, sehingga upacara mitoni
dilakukan pada saat usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan
pertama.Dalam pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil tujuh
bulan dimandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan doa-doa
khusus
5. Upacara Kebo Keboan
Ritual ini manifestasi dari rasa
syukur warga yang menggantungkan hidupnya dari bertani. Selain itu untuk
tolak balak dari marabahaya kebo atau kerbau dipilih menjadi simbol
yang mewakili, lantaran kerbau dinilai hewan yang selalu membantu petani
dalam mengelola sawah. Dari pantauan detiksurabaya.com, 15 pasang
"manusia kerbau" diacara ini seakan menjadi daya tarik tersendiri bagi
warga.
di sadur dari emeniseng.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar