Sebelum
menetap, suku Bajo seperti sebutannya ‘manusia perahu’ merupakan
komunitas yang hidup di atas perahu. Kebudayaan seperti ini dialirkan
oleh leluhur suku Bajo. Bertahan hidup dan menyambung hidup di atas
laut. Oleh karena itu suku Bajo selalu berpindah-pindah dalam hidupnya.
Setelah memanfaatkan suatu daerah, maka mereka akan berpindah ke tempat
baru.
Berpusat di Kelurahan Bajoe, Kabupaten Bone. Orang Bajo banyak tinggal di
kawasan sepanjang pesisir teluk Bone sejak ratusan tahun silam.Orang Bajo juga banyak bermukim di pulau-pulau sekitar Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua.rumah
bajo yang sudah modernDari segi bahasa, kendati orang Bajo mempunyai
satu bahasa. Namun dialek mereka terpengaruh dengan bahasa-bahasa daerah
tempat mereka bermukim. Seperti di kabupaten Lembata, mereka hanya
berbahasa Bajo dengan kaumnya, sementara itu mereka berbahasa Lamaholot
bila bertemu di pasar atau berinteraksi dengan penduduk luar kelompoknya
Bagi
suku Bajo, Laut adalah sebuah masa lalu, kekinian dan harapan masa
mendatang. Laut adalah segalanya, laut adalah kehidupanya, laut adalah
ombok lao, atau raja laut. Sehingga filosofi tersebut berakibat pada
penggolongan manusia dalam suku Bajo. suku Bajo, dalam menempatkan orang
membaginya ke dalam dua kelompok, yaitu Sama‘ dan Bagai. Sama‘ adalah sebutan bagi mereka yang masih termasuk ke dalam suku Bajo sementara Bagai
adalah suku di luar Bajo. Penggolongan tersebut telah memperlihatkan
kehati-hatian dari suku Bajo untuk menerima orang baru. Mereka tidak
mudah percaya sama pendatang baru.
Suku
Bajo, memiliki keyakinan penuh atas sebuah ungkapan, bahwa Tuhan telah
memberikan bumi dengan segala isinya untuk manusia. Keyakinan tersebut
tertuang dalam satu Falsafah hidup masyarakat Bajo yaitu, ‘Papu Manak Ita Lino Bake isi-isina, kitanaja manusia mamikira bhatingga kolekna mangelolana‘,
artinya Tuhan telah memberikan dunia ini dengan segala isinya, kita
sebagai manusia yang memikirkan bagaimana cara memperoleh dan
mempergunakannya. Sehingga laut dan hasilnya merupakan tempat meniti
kehidupan dan mempertahankan diri sambil terus mewariskan budaya leluhur
suku Bajo.
Dalam suku Bajo, laki-laki atau pria biasa dipanggil dengan sebutan Lilla dan perempuan dengan sebutan Dinda.
diunduh dari http://ahmilanakwajo.blogspot.co.id & ekanopiyani.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar